Ingin Memperbanyak Pahala Ramadhan, Ulama Lubuklinggau Minta Kita Tinggalkan Aktivitas ini
KH Moch Atiq Fahmi, Lc – Pimpinan Pesantren Modern Ar-Risalah Lubuklinggau-Foto : Dokumen -Linggau Pos
Menjelang Ramadan 1445 H, ulama kondang asal Lubuklinggau KH Moch Atiq Fahmi, Lc, M.Ag mengajak masyarakat Kota Lubuklinggau dan sekitarnya untuk memperbanyak kegiatan yang bermanfaat.
KORANLINGGAUPOS.ID - Terutama yang terpenting, kata KH Moch Atiq Fahmi, menjelang Ramadhan 1445 H ini ayok mempersiapkan diri dan hati, serta memperbanyak kegiatan yang bernilai ibadah.
Agar menjalankan ibadah puasa lebih baik dari sebelumnya, ia mengajak agar kita semua dapat meninggalkan kegiatan-kegiatan yang tidak bermanfaat.
“Kami mengajak di bulan Ramadhan kosongkan hati dari segala sesuatu kegiatan yang tidak ada manfaatnya. Apa saja yang dapat merusak ibadah kita bersihkan dari diri kita. Bahkan keinginannya saja untuk melakukan kita buang, kita ganti dengan melakukan kegiatan yang baik selama Ramadan,”ajak Pimpinan Pesantren Modern Ar-Risalah Lubuklinggau ini.
BACA JUGA:6 Persiapan Muslim Menyambut Ramadhan, Salah Satunya Siapkan Harta
Menurutnya banyak hal yang bisa dilakukan selain melakukan puasa, salat atau ibadah wajib lainnya.
“Bisa dengan rajin ke masjid, walaupun sekedar Salat Tarawih, tadarusan, pengajian baik pengajian remaja maupun orang tua. Kegiatan-kegiatan seperti ini harus disemarakkan selama Ramadan,” sarannya.
Sementara lanjutnya, kegiatan atau aktivitas yang tidak ada manfaatnya seperti nongkrong malam dengan alasan begadang untuk sahur ditinggalkan.
“Jalan malam yang tidak ada gunanya harus kita tinggalkan daripada dapat menganggu orang lain beribadah."
BACA JUGA:Ternyata Begini Cara Rasulullah Membaca Al-Quran saat Ramadhan
Malam Ramadhan itu harus tenang agat ibadah lebih khusu’. Apalagi sampai main petasan yang jelas gak ada gunanya. Justru menganggu orang tidur, mengganggu ibu yang harus istirahat karena harus menyiapkan makan sahur.
“Hal-hal seperti itu harus kita tinggalkan. Ada juga balapan liar ini juga harus ditinggalkan karena dapat mengganggu masyarakat yang ingin khusuk beribadah,” jelasnya.
Apalagi jalan atau berpergian dengan lawan jenis yang bukan pasangan suami istri atau bukan sauadara kandung. Kalau perlu disetop selama Ramadan.
“Ini dapat merusak hati selama Ramadan. Untuk itu kepada orang tua yuk pertegas anak-anak kita. Kalau perlu disetiap rumah ada anak yang belum bisa baca Al-quran kita privatekan untuk rutin belajar baca Al-quran,” tegasnya.