Kementan Targetkan Penanaman 500 Ribu Hektar Padi Gogo
Kementan menargetkan penanaman 500 ribu hektar padi gogo di lahan perkebunan sawit dan kelapa seluruh Indonesia. -Foro: tangkap layar -website pertanian.go.id
JAKARTA, KORANLINGGAUPOS.ID - Kementerian Pertanian (Kementan) adakan program tumpang sari tanaman pangan di kebun kepala sawit.
Untuk merealisasikan program tersebut Kementan menargetkan penanaman 500 ribu hektar padi gogo di lahan perkebunan sawit dan kelapa seluruh Indonesia.
Langkah ini merupakan implementasi program Kelapa Sawit Tumpang Sari Tanaman Pangan atau yang biasa disebut Kesatria.
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Harvick Hasnul Qolbi yang mewakili Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan tumpang sari padi gogo sejauh ini sudah sejalan dengan program akselerasi dan percepatan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) yang ditargetkan mencapai 120.000 hektar.
BACA JUGA:Luas Panen Padi Musi Rawas Meningkat Menjadi 18.686 Hektar tahun 2023
Pembangunan kelapa sawit harus mensinergikan semua pihak yang terlibat.
“Kami sangat berharap sekali untuk dapat mendukung program PSR agar berjalan optimal. Saya juga mengajak untuk mensukseskan tumpang sari dengan menanam padi gogo sebagai langkah strategis mengantisipasi dampak el nino,” ujar Wamentan Harvick dalam Rapat Koordinasi Nasional Akselerasi Peremajaan Sawit Rakyat di Jakarta dikutif dari website ppertanian.go.id.
Selain tumpang sari padi gogo, Wamentan menjelaskan replanting atau PSR juga merupakan langkah yang sangat strategis dalam menambah devisa negara karena hanya dengan melakukan peremajaan tanpa harus melakukan pembukaan lahan.
Salah satu kontribusi sektor perkebunan adalah padat karya yang terbukti mampu menurunkan kemiskinan dan menciptakan lapangan pekerjaan.
BACA JUGA:Kementan Minta Pemda Lindungi Produksi Beras dengan Asuransi Usaha Tani Padi
“Karena itu produktivitas sawit rakyat harus kita tingkatkan melalui peremajaan sawit rakyat. Program PSR merupakan upaya pemerintah dalam meningkatkan produktivitas serta kualitas sawit melalui penggantian tanaman tidak produktif dengan benih yang berkualitas dengan penerapan Good Agriculture Practices,” jelasnya.
“Sejak tahun 2017, capaian 327.065 hektar rekomendasi teknis yang telah diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Perkebunan masih perlu terus kita dorong, agar konsistensi pemenuhan produksi bahan baku terus terjaga dan berkelanjutan,” pintanya.
Ke depan, Wamen mengatakan subsektor perkebunan kelapa sawit harus mampu merajai pasar ekspor global sehingga Indonesia memiliki kekuatan besar pada ketahanan pangan.
Karena itu, pembangunan perkebunan kelapa sawit diharapkan tidak hanya sekedar meningkatkan produktivitas tetapi diharapkan dapat mensinergikan semua pihak yang terlibat.