MELEKAT LAKSANA LEBAH BERGANTUNG TERLEPAS LAKSANA PEDANG YANG TERHUNUS "SANG KYAI"
(Oleh: Buya Al Misro, Alumni Pondok Pesantren Al Azhaar, Tahun 2011, Ketua Yayasan dan Pimpinan Pondok Pesantren Misro Arafah Kota Lubuklinggau)
Ketika mimpi besar untuk memahami agama, saya berpikir tidak ada jalan yang bisa ditempuh melainkan berjalan bersama orang-orang yang mencintai majelis ilmu,
ketika saya menempuh perjalanan yang cukup panjang, ingatan saya kembali pada tapak tilas yang sudah terlewati pada masa 18 tahun yang lalu,
sehingga membuat pikiran seakan kembali pada sosok sang pejuang sejati, dengan semangat yang tinggi, sehingga sosoknya menjadi inspirator disentero Negeri.
Mungkin Anda Berpikir, kenapa saya menisbatkan sosok sang inspirasi itu dengan kata “Laksana Lebah Bergantung Dan Pedang Yang Terhunus”. ???
Anda akan memahaminya dari akhir kisah, yang terurai dalam lamunan panjang sang penulis.!!!
Jika Anda tahu lebah !!! Lebah satu jenis mahluk ciptaan Allah yang keberadaannya sangat unik dan menarik, seekor lebah tidak meninggalkan tangkai bunga yang patah setelah hinggap untuk mengambil Sari Patinya, lebah akan mengeluarkan madu saat bergantung pada pohon besar, sehingga menjadi obat bagi semesta alam, lebah tidak akan meninggalkan sarang jika keberadaannya merasa terganggu,
dan lebah akan hadir dengan keberanian untuk memusnahkan musuh menggunakan sengatannya yang tajam dan menyakitkan.
Berangkat dari latar belakang sebagai orang kampung, saya sering sekali melihat lebah dipingiran hutan, dimana tempat saya dan keluarga tinggal, jarak rumah kami dengan seberang hutan Musi hanya dibatasi dengan dinding papan, begitu dekatnya dan sangat menyatu dengan alam.
Karakter seseorang akan terlihat pada tampilan fisik, ketika saya menyelesaikan pendidikan ditingkat Madrasah Tsanawiyah (SMP Sederajat), memiliki angan dan cita untuk melanjutkan pendidikan ke Pondok Pesantren,
sehingga seorang kepala sekolah MTs yang kami sapa akrab Pak Syaukani, memanggil saya untuk membicarakan tentang pendidikan saya pada masa itu, begitu lantang suara kepala sekolah kesayangan kami yang humble ini,
meminta saya untuk melanjutkan pendidikan ke Pondok Pesantren Darul Ishlah, yang mendengar dari penuturan beliau Pesantren ini sangat cocok untuk mengembangkan bakat dan potensi saya yang sudah diketahui oleh Pak Syaukani sejak saya menempuh pendidikan MTs yang beliau pimpin.
Dalam perjalanan pulang, ketempat tinggal saya dan keluarga ditepian hutan sungai Musi, kembali sepeda ontel saya terhenti ketika mata saya dimanjakan dengan ribuan lebah bergemuruh diatas pohon besar, tanpa komando, mereka membuat susunan dan barisan yang sangat rapi, seakan-akan mereka sudah terlatih dengan pelajaran baris-berbaris,