LUBUKLINGGAU, KORANLINGGAUPOS.ID - Awal tahun ajaran 2024/2025 menjadi perjuangan luar biasa bagi SD Negeri 5 Lubulinggau.
Sekolah yang terletak di Jl Depati Said, Kelurahan Pelita Jaya, Kecamatan Lubuklinggau Barat 1 ini meski mengalami sejumlah kendala dalam kegiatan belajar mengajar tetap berupaya memberikan layanan terbaik bagi siswa siswinya.
Hal itu disampaikan Kepala SDN 5 Lubuklinggau Fransiska Mandasari saat diwawancara KORANLINGGAUPOS.ID, Sabtu 3 Agustus 2024.
Menurut Fransiska, kendala yang dimaksud yakni 5 lokal belajar di SDN 5 Lubuklinggau atapnya rusak. Butuh direhab segera.
BACA JUGA:SDN 5 Lubuklinggau Antusias Latihan Jelang Lomba Gerak Jalan
“Kalau musim kemarau, kami masih bisa sedikit tenang. Tapi kalau hujan, bocor semua, Dek. Nggak tega saya lihat anak ngepel terus,” tutur Fransiska yang memimpin SDN 5 Lubuklinggau sejak Desember 2023 itu.
Menurut Fransiska, SDN 5 Lubuklinggau saat ini mendidik 300-an anak. Semuanya masuk pagi, tak ada yang kelas siang.
“Kalau kebutuhan meubelair lengkap. Tidak ada masalah kekurangan bangku maupun meja. Yang masalah ya atap di 5 lokal belajar itu. 5 Belajar ini satu gedung. Sebenarnya gedung ini sudah direhab oleh pihak ketiga tahun 2022. Namun belum sampai setahun sudah rusak. Saat ini, meski atapnya rusak 5 kelas tersebut masih ditempati siswa siswi kelas III dan IV,” jelas Firdaus.
Selain bocor saat hujan, atap juga hancur.
BACA JUGA:Murid SDN 5 Plus Muara Beliti Banyak yang Tafiz Al Quran
BACA JUGA:Unik, SDN 5 Lubuklinggau Punya Visi B4RSERI
“Saya sudah sampaikan kondisi atap 5 lokal belajar SDN 5 Lubuklinggau ini ke Kabid Dikdas di Disdikbud Lubuklinggau. Kata mereka, kalau pakai Dana Alokasi Khusus (DAK) 2024 tidak bisa direhab. Sebab itu bangunan baru dapat rehab. Bisanya paling alternative sementara pakai dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Itupun tak bisa diperbaiki serentak. Sebab dana BOS kan peruntukannya untuk banyak item, bukan rehab saja,” jelas Fransiska.
Ia saat ini mengupayakan untuk mendapat tukang terbaik untuk membenahi lokal belajar yang atapnya rusak parah itu.
“Saya termasuk kesulitan cari tukang. Saya usahakan. Jadi bukan masalah ini saya diamkan. Saya maunya anak-anak nyaman belajar, guru juga jadi semangat,” tutur Fransiska lagi.