"Berbeda halnya dengan kita saat ini, jika ada pakaian terkena najis, maka bagian yang kena cukup disiram dengan air, hingga hilang baunya atau bekasnya. Jika sudah hilang, maka dianggap suci."ucapnya.
2. Dalam hal cara bertaubat.
Umat terdahulu jika mereka berbuat dosa besar, maka cara mereka bertaubat adalah dengan membunuh dirinya.
Hal ini seperti yang difirmankan Allah dalam Qur'an Surat Al Baqarah ayat 54, dimana berbunyi :
"Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya :"Hai kaumku,
sesungguhnya kamu telah menganiaya dirimuj sendiri karena kamu telah menjadikan anak lembu (sembahanmu), maka
bertaubatlah kepada Rabb yang menjadikan kamu dan bunuhlah dirimu. Hal itu adalah lebih baik bagimu pada sisi Rabb yang menjadikan kamu, maka Allah akan menerima taubatmu.
Sesungguhnya Dialah yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang."
Hal ini terjadi ketika banyak bani Israil yang menyembah patung sapi ketika Nabi Musa pergi ke bukti Sinai untuk menerima wahyu dari Allah.
BACA JUGA:UAS Pastikan 24 Mei 2024 Hadiri Tablig Akbar Pengajian Musi Rawas MANTAB
Sedangkan umat Nabi Muhammad jika berbuat dosa maka Allah memberi kesempatan kepada mereka untuk beristighfar memohon ampunan dan melakukan taubatan nasuha, yaitu menyesali, kembali taat dan tidak mengulangi dosa tersebut.
Ini bukti bahwa Allah begitu menyayangi umat Nabi Muhammad SAW.
3. Umat terdahulu ketika mereka berbuat dosa maka langsung ditampakkan oleh Allah kemaksiatannya kepada orang lain, tapi tidak dengan umat Nabi Muhammad SAW.
Jika umat Nabi Muhammad melakukan dosa, maka Allah tutupi aibnya.
Dan menurutnya, orang yang tidak akan Allah ampuni adalah mereka yang berbuat dosa, kemudian dengan sengaja ia siarkan atau ceritakan kepada orang lain perbuatan dosanya.
Sebagaimana sabda Nabi Muhamaad SAW riwayat Imam Bukhari dan Muslim, :