MURATARA, KORANLINGGAUPOS.ID - Seorang pasien yang dipatok ular dilarikan ke RSUD Rupit Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) untuk ditangani.
Namun karena RSUD Rupit kehabisan obat Anti Bisa Ular (ABU), maka demi keselamatan, pasien tersebut dirujuk ke rumah sakit di Kota Lubuklinggau.
Kabar ini dibenarkan Humas RSUD Rupit, Fandi saat dikonfirmasi KORANLINGGAUPOS.ID, Senin 1 Januari 2024.
Fandi membenarkan, ada warga yang datang berobat karena dipatok ular berbisa karena obat Anti Bisa Ular (ABU) habis, sehingga pasien saat di Unit Gawat Darurat (UGD) RSUD Rupit diberikan obat anti nyeri.
BACA JUGA:7 Keunggulan Kuliah S2 Pedagogi UNPARI Lubuklinggau
“Kondisi kesehatan pasien bagus. Atas permintan keluarga mereka ingin berobat ke rumah sakit di Lubuklinggau, sehingga pasien itu tidak dirawat di RSUD Rupit. Karena kondisi kesehatanya bagus sehingga kita lepas untuk dirujuk ke rumah sakit di Lubuklinggau,” jelas Fandi.
Fandi mengatakan bahwa saat ini obat ABU untuk pengobatan orang yang dipatok ular sedang kosong.
Menurutnya, kondisi ini bukan hanya terjadi di RSUD Rupit tapi hampir seluruh, kosong secara nasional.
“Kita sudah pesan ke Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) namun sekarang belum datang,” jelas Fandi.
BACA JUGA:HUT Hanura ke-17, Optimis Raih 3 Kursi DPRD Musi Rawas
“Biasanya RSUD Rupit selalu stok obat ABU. Terkadang banyak obatnya bahkan masih bersisa hingga kadaluarsa,” ucapnya.
Menurutnya, kasus masyarakat dipatok ular di Kabupaten Muratara cukup tinggi karena daerah perkebunan. “Kasus dipatok ular berbisa di Kabupaten Muratara tinggi karena daerah perebunan,” ucapnya.
Terpisah Kabid Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Muratara, Mirwan mengatakan biasanya seluruh puskesmas yang ada di Kabupaten Muratara tersedia obat ABU.
Mirwan mengaku tidak tahu mengenai informasi obat ABU di RSUD Rupit kosong.
BACA JUGA:Awal 2024 Harga Sembako Naik Lagi, Beras Paling Melejit