2. Gejala negatif, gejala negatif skizofrenia adalah timbulnya sikap apatis terhadap lingkungan sekitar. Merasa hampa dan tidak termotivasi untuk melakukan apapun.
3. Gejala kognitif, gejala kognitif cenderung lebih sulit untuk dilihat. Pada umumnya, gejala ini menimbulkan kesulitan untuk menjalani kegiatan sehari-hari.
Contoh yang paling sering terjadi bagi penderita Skizofrenia adalah kesulitan berkonsentrasi.
Perlu anda ketahui bahwa seseorang dapat dikatakan menderita skizofrenia apabila dirinya mengalami gejala-gejala tersebut dan apabila gejalanya memiliki dampak yang signifikan terhadap kegiatan sehari-hari.
BACA JUGA:Olahraga secara Kesehatan Mental sangat lah penting untuk kesehatan Tubuh dan Pikiran
Skizofrenia menyerang sekitar lebih dari 23 juta orang di dunia.
Sedangkan di Indonesia, penderita skizofrenia mencapai sekitar 400 ribu orang.
Di mana mereka seringkali dikucilkan dan malah tak diberikan pengobatan dan perawatan.
Sama seperti penyakit kejiwaan lainnya, penyebab dari penyakit Skizofrenia belum diketahui secara pasti.
BACA JUGA:3 Jenis OCD Penyakit Mental Jangan Dianggap Remeh, Obsesimu Membahayakan Dirimu
Namun, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan resiko seseorang menderita skizofrenia.
Diantaranya adalah keturunan, komplikasi saat kelahiran ataupun cedera otak.
Selebihnya, bagi orang-orang yang berisiko tinggi tersebut, terdapat beberapa hal yang dapat membuat gejala mereka kambuh seperti stress dan juga penggunaan narkoba.
Sebab kurangnya pemahaman masyarakat, penderita skizofrenia seringkali merasa sendiri di dunia ini atau diberikan perawatan bersifat non-saintifik yang dapat memperparah situasi.
BACA JUGA:6 Manfaat Tempe yang Baik Untuk Kesehatan, Yuk Simak Disini!
Maka dari itu, yang harus diperlukan oleh penderita skizofrenia adalah pemeriksaan oleh seorang spesialis kedokteran jiwa atau psikiater dan tentunya obat-obatan khusus yang dapat menekan gejala-gejala mereka.