Keempat, yang menjadi tantangan kemudian adalah bagaimana peluang diatas dapat diolah menjadi potensi peluang meraih kemenangan dalam kontestasi Pilkada 2024 kelak?
Ada banyak faktor yang menentukan bagi peluang kemenangan/ ketidak menangan, setidaknya antara lain : siapa figur pasangan pendampingnya, bagaimana kerja-kerja politik dan konsolidasi parpol dan tim pemenangan, bagaimana eksekusi strategi pemenangan, bagaimana dukungan logistik, bagaimana komunikasi politik terhadap parpol lain/pemilih dan sebagainya.
Mengingat waktu hitung mundur tersisa lebih kurang 8 (delapan) bulan sampai pelaksanaan Pilkada serentak 27 November 2024. Mungkin satu persatu harus segera dirintis oleh HRW.
Seperti membentuk tim pemenangan secara bertingkat, membangun komunikasi politik dengan parpol lain untuk membangun koalisi, membangun branding figur untuk meningkatkan digit popularitas/elektabilitas, dan kerja politik lainnya.
BACA JUGA:Dikabarkan Dapat Tiket DPP Golkar Nyalon Walikota Lubuklinggau, H Rodi Wijaya Angkat Bicara
Tak kalah penting adalah mulai melakukan tracking terhadap figur yang akan menjadi pendamping dan melakukan kalkulasi figur yang bagaimana sebenarnya yang dia cari untuk dapat menjadi pasangan yang ideal sebagai paslon.
Setidaknya mulai melakukan inventarisir nama berdasarkan kriteria kebutuhan seperti :
1. Apakah dia mencari bakal calon pendamping dari kalangan politisi, birokrasi, enterpreneurship, aktivis atau bagaimana.
2. Mengingat hampir 55% pemllih adalah kalangan Gen Z dan milenial, apakah dia akan mencari pasangan dari kalangan bakal calon yang usianya lebih muda atau dari generasi yang sudah berpengalaman? Dengan pertimbangan untuk dapat memahami dinamika dan keinginan pemilih Gen Z dan milenial.
BACA JUGA:Mengenai Tahapan Pilkada Lubuklinggau, KPU harus Memberikan Klarifikasi yang Jelas
Ada banyak figur anggota DPRD terpilih yang memiliki usia di bawah 40 tahun, dan berpotensi.
3. Apakah penting mempertimbangkan status gender sebagai paslon pendamping? Artinya dia harus mencari figur pendamping dari kalangan perempuan.
Kesemua kriteria diatas, sebenarnya untuk menjaring agar figur bakal calon pendamping mampu mengisi kekurangan HRW.
Kalau dari kalangan politisi, misalnya dapat menambah koalisi parpol seperti PDIP, PKB, Partai Demokrat, PKS.
BACA JUGA:Anggaran Pilkada Sudah Dicarkan 40 Persen
Karena sepertinya Partai Gerindra dan Partai Nasdem kuat dugaan akan mencalonkan ketua parpolnya Hendri Juniansyah dan Yopi Karim sebagai bakal calon walikota.