RS Siloam Silampari Lubuk Linggau Gelar Diskusi Kesehatan Bersama Dokter Rekanan
Direktur RS Siloam Silampari, dr. Susanti Abdiwidjaja, M.Biomed foto bersama narasumber dan peserta Health Talk- Foto : Yezi Fadly/Linggau Pos-
7. Obesitas.
BACA JUGA:Dinkes Apresiasi Raperda Inisiatif DPRD Tentang Penyelenggaraan Kesehatan Rumah Sakit
BACA JUGA:2025 Ada Kado Ulang Tahun untuk Masyarakat, Bisa Cek Kesehatan Secara Gratis
Menurutnya, tumor harus diperiksa ke dokter sesegera mungkin ketika ada dirasa keluhan.
Terlebih jika benjolan dirasa semakin membesar dan juga disertai gejala lain, seperti berat badan turun, batuk, nyeri kepala dan perut begah.
Tindakan pemeriksaan bisa dilakukan melalui USG, CT Scan/MRI dan pemeriksaan darah di Laboratorium.
Ia juga menyarankan kepada para dokter yang hadir untuk bisa memberikan saran terbaik kepada pasien, jika nantinya ditemukan kasus tumor dengan mengarahkan pasien kepada dokter bedah di RS Siloam untuk diperiksa lebih lanjut.
Dokter spesialis patologi anatomi, dr. Esti Fitria Hatami kemudian memaparkan definisi patologi anatomik.
Ia menjelaskan tentang metode pemeriksaan patologi anatomik secara rinci yang dilakukan di Laboratorium RS Siloam Silampar Lubuk Linggau, sebagai tindak lanjut dari hasil pemeriksaan dokter bedah.
Acara kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab antara peserta dengan narasumber.
Direktur RS Siloam Silampari dr. Susanti Abdiwidjaja mengatakan, melalui kegiatan ini pihaknya ingin memperkenalkan dokter spesialis patologi anatomi yang sudah dimiliki RS Siloam Silampari kepada para dokter rekanan.
Dimana nantinya dokter spesialis patologi anatomi inilah yang akan menentukan benjolan yang muncul jinak atau ganas, dan perlu diangkat atau tidak.
Menurutnya, tumor jinak meski perlahan membesar dapat menyebabkan rasa yang tidak nyaman misalnya menekan saraf sehingga nyeri maka itulah perlu diangkat atau operasi, karena sel tumor juga bisa berubah menjadi ganas maka sel akan bertambah secara bilangan pangkat sehingga akan sulit menanganinya, karena kanker bisa menyusup ke bagian tubuh mana saja, salah satunya menyebar melalui kelenjar getah bening ke organ yang jauh dari sumber tumor yang tentu sangat berbahaya.