PPL Rutin Lakukan Sosialisasi Program Penyerapan Gabah ke Petani

Hendra, S.P, PPL Desa Air lesing bersama dengan Babinsa Desa Air Lesing saat mendampingi para petani melakukan penimbangan gabah yang akan dijual dengan Bulog- Foto : Dok PPL Desa Air Lesing-

MUSI RAWAS, KORANLINGGAUPOS.ID – Petugas Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) bersama Babinsa Desa Air Lesing kecamatan Muara Beliti Kabupaten Musi Rawas, melakukan kegiatan pendampingan penyerapan gabah hasil petani di Desa Air Lesing.

Kegiatan ini sendiri merupakan salah satu dukungan dari Pemerintah Kabupaten Musi Rawas, melalui BPP Kecamatan Muara Beliti bersama dengan Babinsa Desa Air Lesing untuk mensukseskan Program Pemerintah Pusat untuk swasembada pangan dan juga menyerap hasil pertanian lokal, sekaligus memastikan kesejahteraan petani khususnya di Desa Air Lesing.

Saat diwawancarai Hendra, S.P,  PPL Desa Air Lesing mengatakan jika tugas PPL itu tidak hanya melakukan monitoring penyakit dan hama saja namun juga membimbing serta memberikan motivasi para petani agar mau mengubah cara berpikir yang lebih berdaya guna dan berhasil, sehingga tingkat tingkat kesejahteraan hidup mereka meningkat.

Untuk itu pihak bersama stakeholder terkait lainnya ikut serta mendorong para petani untuk ikut serta dalam menjalankan program penyerapan gabah hasil pertanian mereka, dan untuk di Desa Air lesing sendiri itu sudah ada beberapa kelompok tani yang sudah mengikutinya.

 

Untuk harga gabah kering panen yang dibeli Bulog dari petani itu sendiri harga Het nya perkilonya itu Rp 6.500, jadi para petani itu sendiri tidak perlu repot-repot lakukan penjemuran lagi, gabah yang baru dipanen itu sudah dapat dijual langsung dengan pihak bulog.

"Seperti kemarin itu di kelompok tani Karya makmur dengan luas lahan sekitar ¾ hektar dengan varietas padi Cakra Buana, mereka melakukan panen  tanaman padinya jadi separuh dari hasil panen tersebut mereka jual dengan pihak bulog," jelasnya kepada KORANLINGGAUPOS.ID, Minggu 16 Maret 2025.

Tanaman padi varietas cakra buana ini sendiri itu memiliki keunggulan di usia panennya yang singkat yakni 80 hari setelah panen (HST) mereka sudah bisa melakukan panen, untuk ketahanan terhadap hamanya sendiri itu tergantung para petaninya rutin apa tidak melakukan Monitoring dan pengendaliannya.

Bahkan dirinya bersama dengan Babinsa Desa Air Lesing rutin untuk melakukan sosialisasi kepada para petani untuk ikut serta dalam program penyerapan gabah tersebut sebenarnya para petani itu juga diuntungkan dengan program ini.

Karena mereka tidak perlu lagi untuk menjemur padi mereka, karena mengingat di Desa Air Lesing ini sendiri itu cuma ada 4 mesin penggilingan padi, dan itu juga belum tersedia Dryer untuk pengering padi, apa lagi seperti saat musim penghujan.

Apa lagi jika para petani itu memasuki panen raya, mau tidak mau mereka itu harus mengantri untuk menjemur gabah mereka, jika padi mereka itu basah sedangkan mereka juga harus menunggu waktu giliran penjemuran gabahnya.

Hal ini sangat rentan sekali dengan hasil beras yang dihasilkan karena jika gabah itu lama tidak dijemur apa lagi dengan kondisi basah itu hasil beras nya akan menjadi kuning dan patah-patah. 

Untuk itu kita rutin melakukan sosialisasi dan Alhamdulillah tanggapan para petani juga baik sekali, karena dengan harga yang ditawarkan oleh pihak bulog itu mereka merasa sangat terbantu sekali, karena sebelumnya mereka jual gabahnya itu dengan harga lebih murah.

Kemudian pihak bulog juga sebelum dilakukan pemanenan itu mereka akan lakukan survei lahan tanaman padi, disana akan melihat kondisi tanaman padinya tersebut, apakah banyak kendalanya atau tidak.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan