Guru Kehilangan Fungsi Mendidik, Berikut 4 Harapan Kadisdikbud Lubuk Linggau dengan HARDIKNAS 2025

Reporter: SULIS |

Editor: SULIS |

Kamis , 01 May 2025 - 23:40

Firdaus Abky – Kepala Disdikbud Kota Lubuk Linggau --

Sementara sisi lain, siswa diharapkan tetap memedomani dan memahami nilai-nilai etika menghargai dan menghormati guru.

Disamping itu, perkembangan IT yang diterima siswa siswi ini mengakibatkan degradasi moral anak-anak kita.

Kedua, tantangan bagi siswa yang mereka alami saat ini adalah cenderung malas baca.

Sehingga tingkat pemahaman terhadap persoalan minim.

“Meskipun persentase literasi sekolah/kota yang kita miliki mengalami kenaikan agak signifikan, ini musti jadi atensi bahwa literasi jadi tantangan ke depan, mengingat minat anak-anak untuk membaca sangat minim,” jelasnya.

Maka dengan adanya Hardiknas, ada 5 hal yang jadi harapan Kepala Disdikbud Kota Lubuk Linggau:

1. Peningkatan kualitas

Maksudnya adanya perubahan pemahaman yang tadinya terjadi pergeseran nilai-nilai, dikembalikan seperti semula, salah satu contohnya anak-anak jadi hormat pada guru.

2. Guru meningkatkan kepeduliannya dalam mendidik siswa siswi yang merupakan calon generasi penerus pemimpin bangsa.

3. Meningkatkan sarana prasarana pendidikan jadi proyek startegis pemerintah yang musti dilakukan juga oleh pemerintah daerah.

guru kehilangan fungsi mendidik, berikut 4 harapan kadisdikbud lubuk linggau dengan hardiknas 2025                            koranlinggaupos.id – jumat 2 mei 2025 diperingati hari pendidikan nasional (hardiknas). 
kementerian pendidikan dasar dan menengah (kemendikdasmen) republik indonesia menetapkan tema hardiknas tahun 2025 yaitu “partisipasi semesta wujudkan pendidikan bermutu untuk semua.”
upacara peringatan hardiknas tingkat kota lubuk linggau akan dilaksanakan di lapangan perbakin, kelurahan kayu ara, kecamatan lubuk linggau barat 1, kota lubuk linggau.
sementara di satuan pendidikan, upacara diikuti para guru dan peserta didik, mulai dari tingkat paud, sd, maupun smp se-kota lubuk linggau.
baca juga:kadisdikbud bolehkan perpisahan sekolah, melarang wisuda
baca juga:pengawas disdikbud mengobservasi kinerja kepala sdn 3 lubuk linggau begini hasilnya
lantas, bagaimana tantangan dunia pendidikan saat ini?
kepala dinas pendidikan dan kebudayaan (disdikbud) kota lubuk linggau firdaus abky menjelaskan banyak hal yang jadi tantangan dunia pendidikan saat ini.
“pertama dari sisi guru, sudah ada peran yang memang tidak bisa difungsikan lagi yaitu mendidik. karena dalam peran mendidik, ada reward (hadiah) dan punishment (hukuman). kadang kala guru musti mencubit. tapi ketika ini dilakukan tentu saja ada beberapa dampak-dampak hukum, karena sudah terjadi pergeseran nilai-nilai di masyarakat. guru terancam secara hukum salah satunya bisa dijerat dengan uu nomor 35 tahun 2014 tentang perlindungan anak. mengakibatkan para guru saat ini ‘cuek’ ketika mendapati siswa siswinya bertindak diluar harapan. yang ada sekadar mengajar saja. dimengerti oke idak dimengerti ya sudah. itu tantangan guru sekarang,” jelas firdaus abky.
kedua, tantangan lain guru yakni perubahan paradigma pendidikan.
baca juga:kuota rombel smp negeri belum terpenuhi bagaimana solusinya? begini penjelasan kadisdikbud lubuk linggau
baca juga:kadisdikbud lubuk linggau: ada sanksi untuk sekolah yang ubah kuota penerimaan siswa baru spmb 2025
“kebijakan-kebijakan politis menyebabkan perubahan kebijakan di pendidikan  contoh perubahan kurikulum,” jelas firdaus.
tantangan lain bagi guru yakni beban administrasi terlalu banyak, sehingga menjadikan semangat mengajar menurun.
maka, untuk mengatasi ini, menurut firdaus abky, dibutuhkan sebuah kebijakan yang terintegrasi antara satu lembaga dan lembaga lain. 
“guru baiknya diberikan otoritas mendidik dan mengajar siswa. dalam proses kegiatan belajar mengajar (kbm) jangan guru berhadapan pada sanksi dan dampak hukum. harapan saya, orang tua kalau sudah mempercayakan anak dididik di satuan pendidikan, maka berikanlah kepercayaan penuh pada sekolah. kalaupun ada reward atau punishment serahkan ke sekolah. misal terpaksa guru harus memberikan efek jera agar anak disiplin atau kembali ke jalan yang benar ya jangan diprotes. maksudnya orang tua harus memberikan keleluasaan / kepercayaan pada sekolah untuk mendidik putra putrinya di sana,” terang firdaus.
baca juga:kepala disdikbud lubuk linggau dukung diadakannya lomba super 100
baca juga:kadisdikbud lubuk linggau: seragam gratis untuk ringankan beban orang tua
oleh sebab itu, kepala disdikbud lubuk linggau mengungkapkan, memang butuh kebijakan terintegrasi.
“pak kapolres, pak wali kota, pihak kejaksaan, organisasi profesi dalam hal ini pgri harus duduk bareng mengambil sebuah langkah, dengan penandatanganan pakta integritas bahwa berarti guru tidak tersentuh secara hukum, tapi ketika kbm terjadi pihak luar tidak boleh melakukan intervensi. kalau langkah ini bisa kita lakukan,  saya rasa ngga ada masalah ke depan. ini agak penting,” ungkap firdaus.
karena efek ketakutan guru memberikan punishment ini terjadi penurunan semangat mendidik, penurunan penguasaan maupun pemahaman materi oleh siswa, dan yang rugi kebanyakan siswanya.
sebab, imbuh firdaus abky, setiap tahun ada saja yang melapor ke disdikbud atau ada juga guru yang lapor ke pgri  langsung karena pgri punya  lembaga konsultasi bantuan hukum (lkbh).  
baca juga:disdikbud tetapkan kelurahan domisili ke smp negeri di lubuk linggau, wakil rakyat beri masukan
baca juga:sd-smp negeri terima siswa baru, kadisdikbud lubuk linggau: tolong patuhi kuota
bahkan, menindaklanjuti laporan-laporan guru, pgri kota lubuk linggau dulu kata firdaus,  pernah mengambil langkah beraudiensi langsung dengan kapolres dan kejaksaaan, supaya guru mendapat perlindungan hukum saat proses belajar mengajar.
bagaimana dengan tantangan siswa?
firdaus menyebut, ada banyak tantangan bagi siswa ditengah era sekarang.
pertama,  adanya perkembangan teknologi siswa dituntut untuk mengenal dekat dengan dunia teknologi tidak gaptek dan sebagainya. 
baca juga:kadisdikbud lubuk linggau : perpisahan boleh, sederhana saja jangan ada pungutan
baca juga:belum ada koordinasi dari penyelenggara mbg disdik musi rawas belum tahu lanjutan program mbg
sementara sisi lain, siswa diharapkan tetap memedomani dan memahami nilai-nilai etika menghargai dan menghormati guru.
disamping itu, perkembangan it yang diterima siswa siswi ini mengakibatkan degradasi moral anak-anak kita.  
kedua, tantangan bagi siswa yang mereka alami saat ini adalah cenderung malas baca.
sehingga tingkat pemahaman terhadap persoalan minim. 
baca juga:jelang kelulusan berhembus isu pelantikan kepala sekolah, sekda dan kadisdikbud lubuk linggau beri penjelasan
baca juga:jelang pengadaan seragam sekolah gratis, berikut 6 himbauan disdikbud lubuk linggau untuk kepala sd dan smp
“meskipun persentase literasi sekolah/kota yang kita miliki mengalami kenaikan agak signifikan, ini musti jadi atensi bahwa literasi jadi tantangan ke depan, mengingat minat anak-anak untuk membaca sangat minim,” jelasnya.
maka dengan adanya hardiknas, ada 5 hal yang jadi harapan kepala disdikbud kota lubuk linggau:
1. peningkatan kualitas
maksudnya adanya perubahan pemahaman yang tadinya terjadi pergeseran nilai-nilai, dikembalikan seperti semula, salah satu contohnya anak-anak jadi hormat pada guru.
baca juga:disdik muratara dorong seluruh paud segera urus akreditasi untuk tingkatkan mutu pendidikan
baca juga:disdikbud menargetkan pembagian pakaian seragam gratis awal juli begini strateginya 
2. guru meningkatkan kepeduliannya dalam  mendidik siswa siswi yang merupakan calon generasi penerus pemimpin bangsa.
3. meningkatkan sarana prasarana pendidikan jadi proyek startegis pemerintah yang musti dilakukan juga oleh pemerintah daerah.
terkait sarana pendidikan, kata firdaus, ada 2 poin penting yang diungkap saat konsolidasi kemendikdasmen beberapa waktu lalu. 
pertama, revitalisasi satuan pendidikan ketika ada sarana yang musti renovasi segera renovasi.
baca juga:viral di medsos siswa smp berkelahi, fakta diungkapkan kadisdikbud dan kapolres lubuk linggau
baca juga:disdikbud lubuk linggau bagikan jadwal libur ramadhan dan idul fitri 2025, ada 5 poin penting
kedua, digitalisasi pembelaaran. nanti akan ada bantuan pemerintah pusat berupa white board interaktif.
sebenarnya white board interaktif sudah  kita programkan tahun 2024, namun karena anggaran tidak cukup maka belum terealisasi.
alhamdulillah pemerintah mencanangkan digitalisasi pembelajaran tahun 2025 ini.
harapan kami disamping ada back up pemerintah pusat soal white board interaktif, pemerintah daerah melalui pemkot ikut intervensi.
baca juga:kepala disdikbud ajak pelajar lubuk linggau ikuti silampari fun run dan senam sehat 
baca juga:661 honorer guru dan tenaga kependidikan bakal jadi pppk paruh waktu, ini kata kadisdikbud lubuk linggau
proses selanjutnya pelatihan terhadap guru-guru sd dan smp yang akan jadi pengguna white board interaktif, dan proses penyaluran white board interaktif bertahap.
“mungkin tim disdikbud  nanti yang melakukan observasi kira-kira sekolah mana yang musti diprioritaskan, karena bantuan ini terbatas dan bertahap,” jelasnya.
4. berharap pemahaman literasi dan numerasi anak-anak di lubuk linggau meningkat.
maka harapan kita semua pihak membantu melakukan terobosan supaya minat baca dan pemahaman nilai-nilai eksact lebih tinggi. 
baca juga:kadisdikbud lubuk linggau siap dukung program wali kota terpilih
baca juga:program makan bergizi gratis sma-smk lubuk linggau dan musi rawas menyusul, disdik sumsel: sedang pendataan
“kami juga mendorong guru supaya menggali kompetensinya tetap muncul ditengah persaingan global,” tuturnya.

Tag

Share

Koran Terkait

Kembali ke koran edisi Linggau Pos, JUMAT, 2 MEI 2025

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan