Warga Resah Dua Tahun Konflik dengan Gajah
Seorang warga menunjukan jejak kai gaja di Desa Tri Kecamatan Muara Lakitan, Kabupaten Musi Rawas (Mura). -Foto : Istimewa -
MUSI RAWAS, LINGGAUPOS.BACAKORAN.CO - Ternyata keresahan warga Desa Tri Kecamatan Muara Lakitan, Kabupaten Musi Rawas (Mura) terhadap gajah sudah berlangsung sejak sudah dua tahun terakhir. Gajah makan tanaman warga dan merusak pondok warga di kebun. Namun baru kali ini tepatnya Senin 13 November 2023 gajah masuk ke perkampungan warga.
Kades Tri Anggunjaya, Imran Jono mengungkapkan konflik masyarakat Desa Tri Anggunjaya, dengan gajah terjadi sejak dua tahun terakhir. “Bahkan pada tahun 2021 salah seorang warga kami meninggal dunia diinjak gajah. Kebun warga banyak yang rusak, kebun karet, sawit . Kalau pondok dirusak gajah sudah tidak terhitung lagi mungkin sudah mencapai 50-an dari tahun 2021,” ungkapnya kepada Linggau Pos, kemarian.
Kades Tri Anggunjaya Imran Jono--
Kades Imran menyebut pada saat gajah masuk perkampungan warga pada Senin 13 November 2023 pagi sekitar pukul 6.30 WIB gajah itu tidak merusak tanaman warga. “Memang tidak merusak tanaman warga,” akunya.
BACA JUGA:Pemkab Mura Bangun PLTS Kerjasama dengan PT SESM
Imran mengaku melihat secara langsung gajah melitas di depan ruamhnya saat ia sedang ngopi di pagi hari. Begitu melihat gajah Kades Imran terkejut dan panik sehingga tidak terpikir untuk memotret ataupun merekam gajah. “jarak gajah dengan saya lebih kurang 20 meter. Saya terkejut dan panik melihat binatang sebesar itu lewat di depan rumah saya, tingginya lebih 2 dua meter. Gajah dewasa betina. Gajah itu pergi begitu saja,” akunya.
Menurut Imran warga resah karena khawatir gajah datang lagi. Sebab berdasarkan pengalaman sebelumnya gajah itu pertama datang tidak merusak tanaman, beberapa hari kemudian datang lagi berombolan. “Biasanya gajah datang lagi bergeloboan jumlahnya mencapai 60 ekor, saat itulah mereka merusak tanaman warga. Sehingga saat ini kami berjaga-jaga pada malam hari. Saat ini saya kurang tidur malam jaga bersama warga takut gajah masuk kampung, malam hari kita tidak tahu apa yang terjadi,” ucapnya.
Lebih lanjut Imran menjelaskan penyebab gajah masuk kampung karena di hutan tidak ada lagi makanan. PT MHP penen serentak sehingga hutan gundul tidak ada lagi makan gajah, sehingga gajah mencari makan di kebun warga sekitar. Namun baru kami ini masuk kampung, memag di dalam kampung banyak tanaman pisang, ubi yang meruapkan makanan kiesukaan gajah,” jelasnya.
Selaku Pemerintah Desa, Kades Imran sudah melaporkan permaslaahn tersebut ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah II Lahat, BKSDA Sumsel dan PT MHP namun tidak ada tindakan apa-apa. Dari BKSDA sudah datang tapi tidak ada tindakan apa-apa.