Denyut jantung normal, terlalu lambat (bradikardia), atau terlalu cepat (takikardia).
Suplai darah dan oksigen ke jantung cukup atau kurang.
Kondisi jantung masih bagus atau telah muncul tanda-tanda kerusakan, misalnya karena pernah mengalami serangan jantung.
Struktur jantung normal atau mengalami perubahan, misalnya akibat pembesaran pada bilik jantung.
Selain EKG standar, ada beberapa jenis pemeriksaan aktivitas listrik jantung lain yang bisa dilakukan dan sedikit berbeda dengan pemeriksaan EKG biasa.
Pertama Stress test, pemeriksaan EKG yang dilakukan saat pasien beraktivitas di treadmill, baik berjalan maupun berlari, atau mengayuh sepeda statis.
Kedua Holter monitor, pemeriksaan EKG untuk merekam aktivitas listrik jantung selama pasien beraktivitas dalam 1-2 hari.
Holter monitor merupakan monitor kecil yang dikalungkan di leher dan dilengkapi elektroda yang ditempelkan di dada.
Pasien dapat beraktivitas seperti biasa ketika menggunakan holter monitor, asalkan elektroda dan monitornya tetap kering.
Selama menggunakan holter monitor, dokter akan meminta pasien untuk mencatat segala aktivitas yang mengakibatkan perubahan aktivitas listrik jantung.
Event monitor, alat yang serupa dengan holter monitor. Bedanya, event monitor merekam aktivitas listrik jantung selama beberapa menit ketika gejala gangguan jantung muncul.
BACA JUGA:5 Manfaat Tersembunyi Dari Ikan Sarden, Salah Satunya Bisa Menjaga Kesehatan Jantung
Event monitor dapat digunakan dalam jangka waktu hingga 1 (satu) bulan. (*)