KORANLINGGAUPOS.ID - Berbicara mengenai pertanian tidak terlepas dari pupuk. Ada beberapa jenis pupuk diantaranya pupuk organik dan anorganik.
Pada tulisan kali ini kita akan membahas pupuk organik yang terbuat dari limpah pertanian dan rumah tangga.
Dengan membuat pupuk organik mengurangi volume sampah. Sebagaimana diketahui bahwa permasalahan sampah masih menjadi persoalan di negaraa kita termasuk di daerah Silampari (Kabupaten Musi Rawas, Kota Lubuklinggau dan Kabupaten Musi Rawas Utara).
Berawal dari banyaknya limbah organik yang berada di lingkungan Desa Bono Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah, seorang anak petani bernama Afif Amrizal mengajak temannya anak-anak muda di desanya untuk peduli terhadap lingkungan, dengan mengikuti lomba ide bisnis kreatif di bidang pengolahan sampah.
BACA JUGA:Malas Membuat Pupuk Kompos, Pengoposan Parit Solusinya
Alhasil mereka menjadi juara dan mendapatkan pelatihan langsung dari peneliti BATAN untuk membuat pupuk bio organik/kompos.
Komposisi untuk membuat pupuk kompas terdiri dari campuran 3 bahan utama, yaitu limbah jamur tiram, kohe kambing dan kohe sapi kemudian dicampur dengan dedak, dolomit, sekam bakar dan cairan IMR (Inoculant Microba Rhizosfer) sebagai dekomposer.
Merek bisa menghasilkan cuan dari menjual pupuk bio organik. Usaha yang diberi nama Griya Kompos Aji Berkah Tani itu dalam satu bulan bisa memproduksi 6 ton pupuk kompos dan dikemas dalam karung 20 Kg.
Harga jual pupuk produksi Griya Kompos Aji Berkah Tani dibandrol Rp 30.000.
BACA JUGA:Waspada, Gunakan Pupuk Berlebihan Justru Picu Serangan Hama
Proses pembuatan pupuk kompos Griya Kompos Aji Berkah Tani Desa Bono Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah.-Foto: tangkap layar -Tanilink TV
Dipandu reporter Tanilink, Aditya kita belajar membuat pupuk organik sekaligus mengatasi masalah sampah disampaikan oleh Afif Amrizal Al-bashri dari Griya Kompos Aji Berkah Tani.
Afif Amri Al-bashri mengatakan usaha tersebut berawal dari keresahannya karena di lingkungan tempat tinggal banyak sekali limbah pertanian limbah peternakan dan juga limbah industri rumah tangga.
"Dari situ kami menjaring anak-anak muda yang peduli terkait lingkungan dan pertanian. Alhamdulillah ada empat orang dari situ kita ajak diskusi," katanya.
Ditambahkannya, dari hasil diskusi tersebut Afif menyebut mereka mendapatkan informasi yang pertama dari ide bisnis kreatif. Itu program untuk anak muda suruh ngajuin kegiatannya membuat bisnis kreatif.