Pedagang Kaki Lima Raup Rezeki dari Ubi Bakar Madu Cilembu, Cita Rasa Manis Alami

Foto : Ubi Bakar Madu Cilembu, hangat dan manis ketika disajikan (Yunita Rahmawaty/Harian Pagi Linggau Pos)--

KORANLINGGAUPOS.ID - Aroma manis yang khas menyeruak dari sebuah mobil di pinggir Jalan Lintas Sumatera Kelurahan Batu Urip Lubuk Linggau. Asap tipis mengepul dari tumpukan ubi Cilembu yang sedang dipanggang perlahan di atas arang. 

Di balik mobil itu, Taufik, seorang pedagang kaki lima, melayani pelanggan yang terus berdatangan.

Taufik baru saja menjajakan ubi bakar madu Cilembu tersebut. Ubi ini dikenal memiliki rasa manis alami yang keluar setelah dipanggang, seolah telah diberi madu, padahal tanpa tambahan gula atau pemanis buatan.

"Rasa manisnya ini dari alam. Kalau sudah matang, keluar cairan lengket seperti madu. Itu yang bikin orang suka," ujar Taufik.

BACA JUGA:Bisnis Kreatif Pedagang Pinggir Jalan Merasi, Membangun Peluang Bisnis dari Suasana Unik

BACA JUGA:Pasar Simpang Periuk Kota Lubuk Linggau Sepi Pembeli, Ini Harapan Pedagang

Ubi Cilembu ini berasal dari Desa Cilembu, Sumedang, Jawa Barat. Namun ia dapatkan dari Muara Bungo yang sebelumnya dikirim dari Sumedang. Ubinya dipilih yang berukuran sedang dan padat, karena jenis ini menghasilkan rasa terbaik saat dipanggang.

Dalam sehari, Suryana bisa menjual hingga 30-50 ubi, terutama saat sore hari banyak pelanggan berdatangan. Pelanggan datang dari berbagai kalangan, mulai dari pelajar hingga wisatawan lokal. Harga yang ditawarkan pun cukup terjangkau, mulai dari Rp10.000 per porsi dengan isi 2-3 pcs.

Sedangkan per kilogram dijual dengan harga Rp30 ribu. Menurut Taufik, musim hujan dan udara dingin menjadi momen paling ramai pembeli. 

"Kalau cuaca dingin, orang cari yang hangat dan manis. Ubi bakar ini pas banget," tambahnya.

BACA JUGA:Jelang Tahun Ajaran Baru, Pedagang Perlengkapan Seragam Sekolah Sepi Pembeli

BACA JUGA:Simpan Senpira Jenis Revolver, Pedagang di Muratara ini Diringkus Polisi

Meski berjualan dengan peralatan sederhana, ia mengaku penghasilannya cukup stabil. 

Makanan tradisional ini dianggap sebagai camilan sehat karena tidak mengandung pengawet dan tinggi serat.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan