Trisko Defriyansa pun minta percepatan penurunan stunting di Lubuklinggau kedepan ada progres.
Intervensi yang dilakukan ke anak stunting lebih spesifik sesuai kebutuhan anak stunting.
Ia juga meminta, semua upaya yang dilakukan dalam rangka percepatan penurunan angka stunting dilakukan secara fokus.
Jika ini dilakukan, ia meyakini semua pasti akan ada progres yang baik sesuai target.
BACA JUGA:Turunkan Angka Stunting, Intervensi dengan Telur dan Daging Ayam
"Saya minta fokus. Karena daerah lain sudah pasti melakukan hal yang sama. Tapi bagaimana kita bisa melakukan percepatan.
Kalau sudah fokus pasti ada progres. Seperti rembuk stunting tingkat Kota Lubuklinggau, saya minta fokus.
Apa yang harus dilakukan dan carikan solusi," tegasnya.
Di Lubuklinggau tegasnya sudah ada tim pengendalian stunting. Mereka juga sudah memberikan SK untuk bapak ibu asuh stunting mulai dari Kepala Sekolah hingga Rumah sakit.
BACA JUGA:Angka Stunting Kabupaten Musi Rawas Turun 21,9 Persen
"208 anak stunting dengan data by name by addres. Ini yang harus disikapi lagi," tegasnya.
Untuk mencegah kenaikan angka stunting, pihak Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pun terus sosialisasikan apa itu sebetulnya stunting dan bagaimana pencegahannya.
Dikutip dari website resmi Kemenkes RI, stunting merupakan kondisi gagal pertumbuhan pada anak (pertumbuhan tubuh dan otak) akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama.
Sehingga anak lebih pendek dari anak normal seusianya dan memiliki keterlambatan dalam berpikir.
BACA JUGA:Percepat Turunkan Angka Stunting di Lubuklinggau, DPPKB Orientasi Seluruh TPK
Kekurangan gizi dalam waktu lama itu terjadi sejak janin dalam kandungan sampai awal kehidupan anak (1000 Hari Pertama Kelahiran).