SANG PELOPOR BUKAN PENGEKOR AGENT OF CHANGE
Dr. KH. Mansuri Adam, SE,. M.Pd.I bersama Buya Al Misro, Alumni Pondok Pesantren Al Azhaar, Tahun 2011, Ketua Yayasan dan Pimpinan Pondok Pesantren Misro Arafah Kota Lubuklinggau)-KORANLINGGAUPOS.ID-Foto Buya Al Misro
sementara Ustadz Zuhri Abdul Halim menanamkan mental para santri dalam kemampuan berbahasa arab dan inggris,
sehingga di zaman saya sekolah Ustadz Zuhri mengajarkan maddah yang cukup keras yaitu ilmu balahgo dan saqofah, serta gramer bahasa inggris.
Semua para dewan mudhoro laksana hidup dalam satu komando Kyai Mansuri Adam, yang membangun semangat perjuangan dalam mencetak kader-kader yang siap membawa misi Al-Azhaar ditengah-tengah umat,
para santri Al-Azhaar sangat disegani oleh pesantren lain, karena kecakapan dalam berbahasa arab dan ingris membuat mereka minder untuk berkomunikasi degan santri Al-Azhaar pada waktu itu, dari itulah mucul semboyan Al’luhgo Tajal Ma’ahad”. Bahasa adalah mahkota pesantren.
Menjadi sang pelopor bukan perkara yang mudah, seperti membalik telapak tangan, ada onak dan duri dari perjalanan yang panjang, perjuangan bukan terbentang karpet merah dan hiasan bunga dikanan kiri,
selalu ada badai yang siap menerpa, sang pelopor harus menciptakan kehidupan para santri agar selalu mawas diri dalam tantangan sains dan tehnologi, karena semua perkembangan zaman pasti ada dampak positif dan dampak negatif,
maka Kyai Mansuri Adam selalu menjadikan IMTAK lebih diutamakan dari IMTEK, sehingga pribadi santri tidak mudah ikut-ikutan pada perkembangan zaman, dan mesti menjadi pelopor bukan pengekor, harus menjadi produsen bukan konsumen, harus menjadi agen perubahan bukan agen kebobrokan.
Bekal dan contoh yang ditorehkan oleh sang pelopor Kyai Mansuri Adam, melekat dalam diri saya, sehingga berangkat dari itu saya membangun Pondok Pesantren Misro Arafah untuk menjadi bagian dari perjuangan sang kyai sebagai pelopor pembangunan.
Pembangunan moral bangsa dan pembangunan intelektualitas generasi muda, agar menjadikan dasar-dasar agama, dan ajaran pesantren sebagai pondasi untuk generasi emas yang akan datang, dengan semua itu wujud dan mimpi serta cita-cita beliau yang belum tercapai semasa hidupnya,
dapat saya teruskan dan kembangkan untuk menjadi sang pelopor Jilid 2 dari perjuangan yang sudah beliau tinggalkan mulai dari ilmu pengetahuan, moral dan keperibadian, serta mental pejuang sejati, sehingga mengantarkan diri pribadi sebagai Agent Of Change’. !!!
Sang Pelopor akan selalu menjadi kenangan dan pelipulara bagi kami para santri Darul Ishlah, semoga kami menjadi penerus estapet sang Kyai dan menjadi pelopor di Negri Ini.
Dr. KH. Mansuri Adam, SE,. M.Pd.I.
Lubuklinggau, Misro Arafah 30 Mei 2024